Pernahkah Anda bermain ke taman bermain? Di sana
mungkin Anda menemukan permainan
semacam roller coaster. Pernahkah
Anda menaikinya? Bagaimana rasanya? Pernahkah Anda berpikir bahwa roller
coaster menerapkan konsep fisika?
Pada roller coaster, penumpang
menaiki kendaraan yang tidak bermesin. Kendaraan ini dinaikkan ke puncak bukit
pertama dengan menggunakan semacam ban berjalan (conveyor belt), seperti
pegangan tangan pada tangga berjalan (eskalator). Lintasan naik ini dibuat
tidak terlalu curam, karena makin curam lintasan, makin besar daya motor
penggerak ban berjalannya (biaya yang dikeluarkan lebih mahal). Puncak bukit
pertama dibuat lebih tinggi dari puncak bukit selanjutnya ataupun dari tinggi loop
(lintasan berbentuk tetes air). Hal ini bertujuan agar kendaraan memiliki
energi potensial yang cukup besar sehingga mampu melintasi seluruh lintasan
dengan baik. Ketika meluncur dari bukit pertama, penumpang dilepas dan jatuh bebas
dipercepat. Agar efek jatuh bebas ini dapat lebih dirasakan, lintasan
luncuran dibuat berbentuk seperti sebuah
parabola (lintasan benda di bawah medan gravitasi). Gerakan turun dipercepat
ini membuat jantung dan alat-alat tubuh sedikit terangkat dari tempatnya semula
(inersia). Efek inersia inilah yang memberikan efek-efek tertentu seperti
rasanya mau terbang, rasa mual, dan jantung berdesir. Memasuki loop,
penumpang dihadapkan pada loop yang seperti tetes cair. Loop tidak dibuat
seperti lingkaran penuh karena pada titik terendah loop yang berbentuk
lingkaran penumpang akan mengalami bobot 6 kali bobot semula. Bobot sebesar ini
membahayakan penumpang karena darah tidak mampu mengalir ke otak, mata
berkunang-kunang, dan pingsan.
Di puncak loop, penumpang tidak akan
jatuh karena gaya sentrifugal yang dirasakan mampu mengimbangi gaya berat
akibat tarikan gravitasi bumi. Gaya sentrifugal juga dirasakan penumpang saat
melintasi belokan belokan tajam yang dibuat sepanjang lintasan. Saat penumpang berbelok
ke kanan, penumpang akan terlempar ke kiri. Sebaliknya, ketika roller
coaster berbelok ke kiri, penumpang akan terlempar ke kanan. Penumpang akan
terlempar lebih keras jika berpegang erat-erat pada batang pengaman. Oleh
karena itu, penjaga taman hiburan biasanya menyarankan penumpang untuk
membiarkan tangannya bebas sambil berteriak-teriak agar lebih nyaman.
(Dikutip seperlunya dari Fisika untuk Semua, Yohanes Surya,
2004)